Review Buku Novel Paradigma oleh Syahid Muhammad.

“Kita adalah benang-benang pesan yang kusut tafsiran.
Sekali terurai, malaikat dan setan ikut terselubung.
Menjadi pengacau antara akal dan kelakar.
Di antara kuasa-Nya, kita hanya percikan kekacauan,
memohon peran untuk perang, yang berdoa dalam doa.”


Tonton versi youtubenya:

Jadi seminggu lalu baru aja menyelesaikan buku ini, buku yang sebenarnya gak diniatkan untuk beli, tiba-tiba aja ke Gramedia dan lihat covernya sama excerpt di belakang bukunya tuh menarik. (Sebenarnya lebih karena suka hitam sih hehe). Paradigma ini adalah novel karya keempat dari Syahid Muhammad (@iidmhd), tapi buku ini sendiri jadi perkenalan pertama sama karyanya mas Syahid. Sebelumnya dia sudah menulis buku Kala, Amorfati, dan Egosentris.

Di buku Paradigma ini mas Syahid mencoba mengusung tema sesuai judulnya sendiri yaitu Paradigma. Di kutip dari Wikipedia (ini bukan tugas akhir, jadi ngutip Wikipedia boleh deeh), paradigma itu:

…adalah cara pandang orang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku

Ya, jadi ini topik utama yang coba disampaikan sama penulis, namun disini yang membuat gue tertarik adalah uniknya alur cerita yang dibawakan disini. Di tambah dengan penokohan yang cukup berbeda, dan penulisan mas Syahid Muhammad yang suka bermain dengan kata, membuat gue cukup jatuh cinta dengan buku ini secara keseluruhan.

Jadi inilah review gue tentang buku Paradigma.

Artwork Cover yang menarik

Sebelum gue akhirnya membahas isi ceritanya itu sendiri, gue mau bahas dulu tentang artwork buku novel ini. Kenapa? Karena ini jadi alasan awal gue pilih buku ini. Yang pertama adalah karena hitam, dan gue suka hitam hehe. Tapi ternyata karya-karya terdahulu mas Syahid Muhammad pun cukup konsisten dengan menggunakan gaya seperti ini, cover berwarna hitam dan di bagian depannya terdapat artwork.

Buku-buku Syahid Muhammad
Buku-buku Syahid Muhammad Sebelumnya

Nah untuk buku ini artwork di bagian depan itu sudah sejak awal tuh jadi pertanyaan buat gue, apa maksudnya, kenapa ombak dibagian atas dan bulan di bagian bawah? Akhirnya ini gue baru sadari setelah selesai baca, dan ketika mencoba menulis ulasan gue untuk buku ini. Sebenarnya artwork ini, menurut persepsi dan interpretasi gue adalah menggambarkan pesan dari buku ini sendiri.

Yang gue maksudkan adalah kita harus melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Pertama kali ketika melihat artworknya pasti orang akan berpikir ini adalah seseorang yang jatuh dari desiran ombak ke bulan, tapi kalo kalian balikan ini jadi seseorang yang terjatuh di bulan ke desiran ombak. Entah apakah itu arti sebenarnya, tapi itulah hasil penafsiran gue 😄

Artwork ini juga ternyata digunakan jadi bookmark bukunya lho!

Bookmark Artwork Paradigma
Bookmark Artwork Paradigma

Unsur cerita yang sebenarnya biasa saja tapi dipadu dengan penokohan yg unik

Kalo bisa dibilang dari unsur cerita sebenarnya buat gue tidak terlalu wah, disini yang disuguhkan sebenarnya ada unsur percintaan (ini sepertinya yang porsinya cukup besar sih), unsur persahabatan, sama unsur keluarga. Hanya disini adalah tokoh atau karakternya lah yang membuat semua cerita tuh jadi unik.

Disini kita akan diperkenalkan sama tokoh Rana. Rana digambarkan sebagai seorang yang suka menyendiri, dia suka melukis, dan kalo dari penuturan beberapa karakter lain adalah dia juga cukup kemayu, bahkan beberapa orang menganggap dia itu gay. Rana itu juga punya pandangan yang menurut gue sangat berbeda dengan yang lain, sudut pandang dia terhadap sesuatu itu sangat berbeda. Apalagi tentang konsep mencintai. Mungkin kalo kalian perempuan bisa jadi akan membenci sosok Rana untuk sesaat. Gue pun begitu.

Karena bagaimana tidak? Rana yang sebenarnya punya pacar ini yaitu Ola, sebegitu tidak bersalahnya jalan bersama dan dekat dengan orang lain yaitu Anya. Dia bahkan lebih nyaman bersamanya, yang sudah pasti bikin cemburu ya ga sih? Tapi disini dari sudut pandangnya Rana, bahwa seharusnya Ola tidak perlu takut untuk kehilangan, baginya punya status seharusnya tidak mengekangnya untuk bergaul dengan siapapun termasuk wanita.

Buatku, satu-satunya yang bisa kulakukan kalau takut kehilangan seseorang adalah dengan berusaha menjadi pantas untuk tidak ditinggalkan.

Selain itu, dia pun juga sering menasehati sahabatnya Aldo mengenai hubungan percintaannya juga, yang lagi-lagi berbeda pandangannya. Tapi dari semua itu, pandangan dan pemikiran dari Rana ini sebenarnya kalo dipikirkan ada benarnya, tapi ya kadang hati dan akal manusia itu gak pernah satu keinginan bukan?

Konflik dan plot twistnya gak gue sangka

*part ini akan agak sedikit spoiler, jadi silahkan di skip part ini kalo ga mau kena spoiler 😃

Seperti yang gue bilang tadi, unsur ceritanya sebenarnya awalnya biasa saja, di awal buku pun gue belum terlalu engage dengan ceritanya. Awal-awal cuma cerita Rana, Ola dan Anya aja yang buat gue tertarik. Tapi akhirnya baru deh konfliknya mulai terlihat, menuju setengah buku. Ada beberapa plot twist yang kemudian langsung muncul ketika itu, pertama dari Rana yang ternyata punya saudara kandung kembar yang ternyata adalah pacar dari sahabat dekatnya Anya, yaitu Ikrar.

Dan kesamaan keduanya ternyata ini sama-sama suka melukis, dan keunikan hubungan keduanya itu di jelaskan dengan bagaimana mereka ternyata bisa melukis hal yang sama untuk menggambarkan situasi atau cerita yang sama. Plot twist selanjutnya mulai dari sana barulah membahas mengenai keluarga Ikrar dan Rana. Sebenarnya konflik mulai ketika Anya bertanya sama “Ibu” dari Rana, mengenai Ayahnya. Dari situlah konflik dimulai.

Setelah disini ini bagi gue adalah bagian yang cukup membingungkan awalnya, karena bingung apa yang terjadi. Setelahnya di beberapa kemudian barulah gue mengerti apa yang terjadi di adegan itu. Dissasociative Identity Order adalah nama dari mental issue yang dimiliki oleh Rana (Dan juga Ikrar), semacam kepribadian ganda. Jujur gue taunya sekedar bahwa orang dengan gejala ini ya bisa berubah sifatnya dalam sekejap, contoh satu sisi dia baik, dan satu sisi dia jahat, sekedar itu. Tapi disini benar-benar si Rana dan Ikrar itu menjadi sosok yang berbeda dalam hal ini sosok orang lain. Ini jadi hal yang baru sebenarnya, entah di dunia nyata apakah seperti itu atau tidak.

Jadi konflik ini yang akhirnya memunculkan konflik lain yaitu Ola yang menyebarkan kabar bohong tentang Rana kepada semua orang yang tidak ia ketahui secara benar realitasnya seperti apa, sehingga membuat semua orang salah menilai. Di titik poin inilah, sebuah pesan, Paradigma–bahwa apa yang kita pikir belum tentu apa yang sebenarnya terjadi–, coba disampaikan.

Salah satu quote yang gue suka
Salah satu quote yang gue suka

Ya secara keseluruhan, dari segi cerita dan topik yang ingin disampaikan, menurut gue cukup bisa menggambarkan atau menyampaikan maksud dari penulis. Tapi memang dari cerita yang menurut gue agak unik sekaligus aneh juga. Di akhir, gue pribadi agak bingung dan merasa aneh juga dengan apa yang terjadi terhadap tokoh disini. Tapi gue tidak menyesal akhirnya memilih secara random buku ini. Ini buku yang unik, dan punya gaya yang cukup berbeda.

Hal lain yang gue cukup suka, entah apakah ini memang gaya dari mas Syahid Muhammad atau bukan, gue cukup suka dengan penulisannya dan pemilihan kata-katanya juga. Ini juga instagramable banget sih hehe.

Bintang 5 dari gue untuk buku ini 😃