Review Buku & Film Wonder oleh R. J. Palacio

Wonder adalah buku novel bergenre anak-anak karya dari R. J. Palacio, bercerita tentang kisah Auggie, seorang anak yang mempunyai kelainan pada wajahnya dimana ia memulai membuka dan memberanikan diri keluar dari zona nyamannya sendiri, keluar dan menghadapi kehidupan nyata dengan keadaan serta perbedaan yang ia miliki dan juga bercerita tentang dunia yang mengitarinya.

Buku ini sebenarnya sudah di publikasikan sejak 2012, tapi gue sendiri baru selesai membacanya di tahun 2017. Di tahun 2017 ini juga film adaptasinya tayang di layar lebar. A bit of fact dari buku ini yang gue dapat adalah R. J. Palacio menuliskan cerita ini berdasarkan dari apa yang ia pernah alami. Jadi suatu hari ia dan anaknya bertemu dengan anak kecil dengan keadaan memiliki kelainan di wajahnya. Takut akan membuat anaknya bereaksi buruk, ia mencoba untuk menjauhkan anaknya dari anak kecil tersebut, tapi ini malah membuat situasi jadi lebih buruk. Cerita ini later on, ternyata juga tertulis di dalam bukunya.

Di tulisan ini, gue akan coba memberikan impresi gue bukan cuma dari versi bukunya, tapi juga versi filmnya. Untuk yang tertarik mau baca juga, kalian bisa juga baca versi digital bahasa inggrisnya di aplikasi Bookmate.

Inti Cerita

Buku ini terbagi atas beberapa cerita paralel dan dalam sudut pandang yang berbeda antara Auggie dan juga orang-orang yang ada disekitar Auggie. Karena disini Auggie ibaratkan pusat tata surya, dan yang lainnya adalah planet yang mengitarinya.

Diimulai dari part Auggie, dimana memperkenalkan sosok dirinya, bahwa dia adalah anak kecil yang sama seperti yang lain: “biasa”. Tapi tidak, Auggie memang berperilaku seperti halnya anak kecil lain, tapi Auggie sama sekali tidak biasa. Dia luar biasa.

My name is August, by the way. I won’t describe what I look like. Whatever you’re thinking, it’s probably worse.


Pusat cerita disini adalah Auggie yang semasa hidupnya hanya merasakan homeschool dan tidak bersekolah akhirnya di paksa oleh kedua orang tuanya untuk mencoba memberanikan diri keluar dari zona nyaman dan bertemu dengan orang-orang baru, mencoba untuk sekolah di luar.

Auggie akhirnya setuju untuk mencobanya dan semasa sekolah ia bertemu dengan beberapa teman baru, yang awalnya sebenarnya adalah fake friend. Auggie merasakan bad day dihari pertama karena ia selalu di ejek oleh Julian, orang lain juga melihatnya dengan tatapan sinis mereka yang membuat keadaan bertambah buruk.

Tapi Auggie diyakinkan oleh kedua orang tuanya, tetap bertahan, dan semua berjalan lancar, Auggie bahkan berteman dengan baik dengan Jack, dan sekolah terasa menyenangkan setelahnya. Sampai Auggie mendengar sesuatu yang buruk dari mulut Jack.

Auggie kembali down, Via sebagai kakaknya menenangkan Auggie, mengatakan untuk jangan membiarkan karena satu masalah sampai akhirnya harus berhenti. Auggie setuju, dan meneruskan sekolah dengan perasaan normal, kecuali dengan satu perbedaan yaitu tidak lagi dekat dengan Jack. Sampai akhirnya ia berteman dengan sosok baru yaitu Summer.

Sisanya adalah cerita berlanjut seperti kehidupan sekolah biasanya. Sampai akhirnya Jack yang mulai merasa kehilangan sosok teman akhirnya mencoba untuk berteman kembali dengan Auggie, mencari tahu sebab kenapa ia dijauhi. Summer memberitahunya.

Auggie menerimanya setelah insiden yang terjadi, dimana Jack memukul Julian karena apa yang ia katakan, sampai akhirnya ia di hukum, Jack dan Auggie kembali berteman setelah berkirim pesan.

Ada juga konflik dimana Auggie marah karena Via tidak mengundangnya ke pentas seni sekolahnya, lalu anjing kesayangan keluarga mereka meninggal ketika Auggie marah kepada Via dan Ibunya. Ayahnya kemudian merasa sangat terpukul, Auggie juga.

Akhirnya Auggie sekeluarga memutuskan untuk menonton pementasan drama sekolah Via, dan Via yang awalnya dijadwalkan menjadi pemeran pengganti akhirnya menjadi pemeran utama setelah Miranda ingin Via menjadi bintang setelah melihat keluarga Auggie menonton. Salah satu momen terbaik menurut gue.

Cerita terakhir dari sekolah Auggie adalah mereka pergi untuk camping dengan sekolah lainnya, lalu Auggie dan Jack mendapatkan masalah dari geng sekolah lain, disanalah beberapa teman yang dulu ikut Julian yang selalu mengejek Auggie, stood up, dan membantu mengalahkan geng sekolah lain.

Cerita di akhiri dengan kelulusan kelas, dimana Auggie mendapatkan penghargaan bukan hanya atas prestasinya, tapi juga dampak dirinya terhadap beberapa orang di sekolahnya. Dan Auggie mendapatkan standing ovation, sebuah precept yang ia tuliskan:

Everyone in the world should get a standing ovation at least once in their life because we all overcometh the world. —Auggie


Di antara inti cerita yang gue tuliskan ini (which I feel like a spoiler), seperti yang gue bilang di awal ada cerita paralel dari sudut pandang tokoh lain, gue sengaja tidak masukan di atas, bukan karena mereka tidak penting, tapi akan gue gunakan di argumen mengenai review atau impresi gue di bagian selanjutnya.

My Review / Impression

Bullying disini menjadi konflik yang sangat ditonjolkan. Gue rasa dan percaya semua orang pernah mengalami bullying atau bahkan orang yang merasa menjadi korban bullying. Disini gue bisa melihat bagaimana perasaan orang-orang yang mempunyai kelainan yang selalu mengalami bullying, sangat sedih. Karena ejekannya pun menurut gue sangat parah, salah satu contohnya dibuku ini yaitu ejekan dimana tidak ada yang mau mendekati Auggie karena takut jika tersentuh olehnya akan mengalami penyakit menular.

Di satu sisi gue sangat suka dengan sosok Auggie di buku ini yang juga punya ketegaran dalam menerima semua itu, menjadi berbeda itu memang tidak menyenangkan apalagi dengan keadaan seperti yang ia miliki. Dan terlepas dari keadaannya, dia tetap ingin di anggap normal.

Ada satu momen yang membuat gue cukup terpukul dan sedih sekali, yaitu ketika Auggie dan Via beragumen saat setelah Auggie merasa sangat terpukul setelah mendengar Jack berkata buruk dibelakangnya dan ingin berhenti sekolah. Via mengatakan pada Auggie bahwa Auggie harus menerima semua perlakuan itu, kadang teman memang berkata seperti itu, semua pasti mengalami hari yang buruk, dan kita mungkin kadang benci sekolah, kadang benci teman, tapi kita tetap harus ke sekolah walau mengalami hari yang buruk. Dan respon Auggie adalah: “Apakah orang juga menghindarimu agar tidak tersentuh olehmu? Jadi jangan bandingkan hari burukmu denganku”. It was a really messed up feeling.

Hal yang menurut gue mungkin membuat cerita ini bekerja dan berhasil menyampaikan pesannya adalah karena tokohnya adalah anak-anak dan berada pada masa sekolah. Gue nggak bilang kalau grown up atau young adult tidak berlaku seperti itu, tapi anak kecil most likely berkata dan bersikap seperti itu karena mereka belum mengenal yang namanya empati. (I know it’s arguable) Tapi intinya adalah what am saying is bullying in any kind of form is cruel, whoever you are.

Buku ini juga berisi bagian cerita-cerita lain dari sudut pandang tokoh lain selain Auggie, yaitu Via, Miranda, Justin, dan Jack. Gue nggak tahu kenapa sosok Ibu & Ayah, atau guru dari Auggie tidak ada, karena sosok ini menurut gue juga penting dalam cerita. Terlepas dari itu ini juga hal yang menurut gue jadi hal menarik dari buku ini, yang juga berusaha disampaikan. Apa yang terjadi atau dialami oleh seorang yang memiliki kelainan, dalam kasus ini Auggie akan punya dampak lain juga terhadap orang lain disekitarnya. Dan tiap orang memiliki perspektif yang berbeda terhadapnya.

Contohnya Via yang merasakan kelihangan perhatian karena Ibu dan Ayahnya lebih mengutamakan Auggie, dan mereka punya kisah yang terpisah namun tak bisa diabaikan. Contohnya juga Jack dimana yang awalnya memang tidak berniat untuk berteman baik, akhirnya sangat menyukai sosok Auggie. Atau Summer yang memang memiliki hati yang tulus, padahal bahkan Auggie menuduhnya ia ingin berteman karena disuruh. Semua memiliki sudut pandangnya masing-masing, tapi semua berhubungan.

Bagi gue 3 momen yang gue suka adalah bagian pada saat pementasan drama sekolah Via, momen ketika beberapa anak yang dulu selalu mengejek Auggie membantu menolong ketika ia dan Jack mengalami masalah saat camping, dan penutup saat momen kelulusan kelas ketika Mr. Tushman memberikan penghargaan. Itu momen-momen yang mengharukan banget.

Versi Buku vs Versi Film

Seperti yang kita tahu Wonder ini juga diadaptasi menjadi film, dan filmnya baru keluar di bulan November. Bagi gue yang udah baca bukunya sebelum nonton, gue pasti punya ekspektasi terhadap filmnya. Dan versi filmnya menurut gue 7.5 dari 10. Gue suka castnya, menurut gue it’s a good cast. Julia Roberts memainkan peran ibu yang luar biasa, benar-benar menonjolkan sosok dari buku. Akhirnya gue juga bisa melihat bagaimana perwujudan wajah dari Auggie dalam versi film.

Yang gue suka juga adalah filmnya juga mengikuti format buku dengan dibagi menjadi berbagai sudut pandang, walau ada beberapa sudut pandang yang hilang. Dan gue merasa part Via di film sangat luar biasa, karena bagian ini nggak terlalu gue anggap menonjol di buku, tapi di versi filmnya, gue sangat merasakan perasaan Via, cast untuk Via pun bermain dengan sangat baik.

Yang menurut gue kurang adalah, dari beberapa adegan, gue merasa akting dari pemainnya sangat kurang terasa nyata, i don’t feel the emotion. Contohnya adalah ketika Jack bertengkar dengan Julian. Dan memang di beberapa adegan ada yang pasti di ubah dari versi buku, salah satu yang gue kurang suka adalah ketika momen bertengkar di hutan, dimana Amos dan Miles datang untuk membantu Jack dan Auggie. Eksekusi dan aktingnya sangat kurang menurut gue sangat berbeda dari yang gue rasakan di buku, karena bagi gue itu salah satu bagian yang menarik di buku.

Overall cerita dari buku ini menurut gue indah banget, sangat sederhana dan mudah untuk dinikmati bagi semua kalangan. Ada unsur mengenai family, friendship, love, dan tentang society tentu saja. Dan ini memang relate banget di kehidupan kita. I believe that in our sociecty right know, what written here, is actually happen to someone out there, we should stop that dan seharusnya orang-orang harus banyak belajar dari buku ini. Ada banyak banget hal yang bisa dipelajari dari buku ini.

Kindness menurut gue hal terpenting yang gue pelajari dari buku ini. Banyak sekali quote-quote dari buku ini yang gue suka, salah satunya adalah di bagian terakhir ketika Mr. Tushman memberikan speech.

Courage. Kindness. Friendship. Character. These are the qualities that define us as human beings, and propel us, on occasion, to greatness.

Sebagai penutup juga:

When given the choice between being right or being kind, choose kind. —Dr. Wayne W. Dyer

Terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat! Critics is always welcome dan jika punya pendapat lain tentang Wonder silahkan komentar di bawah 😃