Untuk yang sudah baca buku Wonder sebelumnya, pasti akan mengenal dan juga penasaran sama buku satu ini. 365 Days of Wonder adalah salah satu buku dari koleksi seri Wonder dari R. J. Palacio. Beberapa buku lainnya adalah The Julian Chapter, Pluto: A Wonder Story, Shingaling: A Wonder Story yang semua menjadi satu judul: Auggie & Me, lalu ada juga We're All Wonders.
Kali ini seperti buku Wonder yang sebelumnya, gue baca ini secara versi digital di Bookmate. Tapi asli, jujur pengen banget punya hard cover seluruh bukunya dan baca seluruh serinya. Terakhir kali lihat di Gramedia harga collection edition itu sekitar 500 ribu, jadi di hold dulu untuk beli karena cukup mahal.
Ok langsung kita bahas saja ulasan buku ini!
Buat kalian yang sudah pernah baca buku Wonder, pasti kenal sama sosok Mr. Browne. Dia adalah salah satu guru Augie di Beecher Prep yang memperkenalkan konsep precept di pelajarannya.
Precepts adalah words to live by, atau penggalan kata yang kita gunakan sebagai prinsip hidup kita. Kalo di Indonesia ini lebih semacam kata mutiara mungkin. Precept ini yang kita gunakan untuk menginspirasi, mengedukasi, menantang diri kita untuk terus berbuat baik dan menjadi orang lebih baik.
Nah di buku ini, Mr. Browne mengumpulkan precept-precept yang di kirimkan oleh murid-muridnya, dan bahkan beberapa karakter dari Wonder seperti Auggie, Julian, Jack, Summer dan lain-lain lalu menggabungkannya. Tentu saja nggak semua datang dari sana, karena jelas bahwa mereka adalah karakter fiksi. Beberapa precept sendiri sebenanrnya datang dari beberapa pembaca Wonder yang kemudian mengirimkannya ke si penulisnya yaitu R. J. Palacio.
Konsepnya di buku ini ya sederhananya hanya kumpulan kata-kata/quotes yang diambil atau dikutip dari tokoh-tokoh terkenal. Dan seperti judulnya 365 days of Wonder, precept-precept pilihan ini disajikan satu per satu setiap harinya, dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember.
Precept-precept ini datang dari tokoh-tokoh yang terkenal seperti Dalai Lama, Martin Luther King dll, ada juga dari penggalan lagu, fortune cookie, chinese proverb, ajaran Budha, dll. Yang membuat precept-precept ini powerful adalah bahwa lagi-lagi semua ini di titik beratkan kepada kindness, courage, goodness of human being, power of will.
Yang juga menarik adalah, di setiap pergantian bulan ada side story atau certia pendek dari Mr. Browne yang sangat menarik, yang tidak jauh dari topik kindness. Side story ini juga beberapa menjadi penunjang untuk cerita utama. Tapi tanpa membaca cerita utama pun, kalian pasti akan tetap paham konteks dan pesan yang ingin disampaikan.
Overall bagi gue, gue sangat menyukai buku ini, gue enjoy baca buku ini. Karena bagi gue bukan cuma kata-kata precept disini yang terlihat bijak, yang lalu kalian bisa pakai untuk IG story atau update status lainnya, tapi lebih ke alasan dan meaning dari precept itu sendiri ketika kalian resapi. Dan di salah satu side story pun ada topik dimana membahas kenapa certain precepts itu di pilih dan di sukai.
Hal lain adalah, walau gue baca buku ini secara digital, i kinda feel enjoy dengan visual typography di buku ini. Gue sendiri ga bisa liat secara langsung, tapi memang halaman per halaman precept itu berbeda-beda, bahkan ada beberapa yang memang seperti digambar tangan oleh anak kecil, which is great, i loved it. Side story disini pun tetap sama dengan buku utamanya Wonder, punya pesan yang sangat powerful.
Lastly, buku ini menurut gue sangat menyenangkan untuk dibaca oleh siapapun. Dan jujur, kalian tidak harus membacanya secara beruntun atau apapun, just pick random page atau ambil hari ini dan buka precept yang ada di hari ini dan be amaze, resapi precept tersebut. Dan juga jangan lupa baca side storynya!
Dari beberapa precept, ini dua precept yang gue sukai
“Shall we make a new rule of life from tonight: always to try to be a little kinder than is necessary?”
-J.M Barrie
“Don’t wait until you know who you are to get started”
-Austin Kleon
“It cost nothing to be nice”
-Harry Styles
Terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat.