Beberapa waktu yang lalu, bareng bersama temen gue kita hangout di KLCC setelah cukup lama gak bertemu. Bagi gue, setiap ke KLCC itu tempat yang gak pernah absen gue kunjungi itu bukan tamannya, atau twin tower, tapi —you probably guessed it right— toko buku Kinokuniya. Jadi ketika kita selesai ngobrol2 lalu temen gue nyaranin untuk ngabisin waktu ke sana, tanpa pikir panjang gue mengiyakan.

Begini, gue adalah tipe orang yang gak pernah punya target buku in mind sering kali ketika ke toko buku kadang bahkan gak ada keinginan untuk beli buku, tapi bakal pulang dengan sejumlah buku yang ada aja dibeli. So, you probably know the ending, I bought 4 books that day, tapi bukan ini yang ingin gue bicarakan hari ini di tulisan ini.

Ketika berada di sana, berjalan di antara rak-rak buku, membaca dari blurp antara satu buku ke buku lainnya, dari cover yang cantik dan judul-judul menarik yang satu ke yang lainnya, gue merasakan hal yang aneh bergejolak dalam diri gue, hal yang sering gue rasakan belakangan, tapi baru saat itu gue coba artikan dan acknowledge. Sensasi-nya semacam sensasi yang overwhelming menyerang gue saat itu. Apakah sebuah serangan anxiety? Bukan sih. Perasaan insekyur? Mungkin ada sedikit perasaan itu bercampur di dalamnya. Tapi kurang cocok untuk dipakai mendeskripsikan sensasi itu. Apa ya, lebih kepada sebuah perasaan impulsif diri, tapi bukan perasaan impulsif ingin mengoleksi buku-buku yg gue lihat, melainkan rasa ingin menjamahi semua buku yang gue lihat menarik, —dan semua buku terlihat menarik buat gue.

Rasa bahwa ada banyak banget buku yang pengen gue baca dan gue ingin baca semuanya, pengen lebih banyak lagi baca ini itu. Sedikit juga dari perasaan itu datang karena berpikir orang-orang udah pada baca buku ini itu, jadi FOMO juga came in to play here.

Why? Jadi to acknowledge perasaan ini gue coba telusurin kenapa gue akhirnya merasa seperti itu.

Apa istilahnya yang tepat ya? “Reading Anxiety”? “Reading Insecurities”? “Reading Addiction”? “Excessive Reading Disorder”?